Beranda | Artikel
Bacaan Rukuk Subhanaka Allahumma rabbana wa bihamdika, Allahumma-ghfir li
23 jam lalu

Bacaan Rukuk “Subhanaka Allahumma rabbana wa bihamdika, Allahumma-ghfir li” ini merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Fiqih Doa dan Dzikir yang disampaikan oleh Ustadz Abdullah Zaen, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Senin, 02 Rabiul Awal 1447 H / 25 Agustus 2025 M.

Kajian Tentang Bacaan Rukuk “Subhanaka Allahumma rabbana wa bihamdika, Allahumma-ghfir li”

Kali ini memasuki serial nomor 238 dengan tema bacaan rukuk bagian ketiga. Sebelumnya telah dipelajari dua bacaan. Pertama, سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ (Subhāna rabbiyal-‘azhīm). Kedua, سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ (Subhāna rabbiyal-‘azhīmi wa bihamdih).

Sekarang dipelajari bacaan ketiga, yang mungkin sebagian belum akrab dengannya. Padahal bacaan ini termasuk yang paling sering dibaca oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Lafaz tersebut adalah:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي

(Subhanaka Allahumma rabbana wa bihamdika, Allahumma-ghfir li)

Landasan

Bacaan ini memiliki landasan dari hadits yang dituturkan oleh Ummul Mukminin, Aisyah Radhiyallahu ‘Anha. Beliau berkata bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam rukuk dan sujudnya sering membaca doa:

سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ، اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِي

(Subhanaka Allahumma rabbana wa bihamdika, Allahumma-ghfir li)

Aisyah Radhiyallahu ‘Anha berkata: “Beliau membacanya dalam rangka mengamalkan perintah Al-Qur’an.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Apabila diperhatikan, bacaan ini merupakan gabungan dari tiga macam dzikir:

  1. Tasbih terdapat pada kalimat سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ رَبَّنَا.
  2. Tahmid terdapat pada kalimat وَبِحَمْدِكَ.
  3. Istigfar terdapat pada kalimat اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِي.

Mengapa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sering membaca doa ini? Ummul Mukminin menjelaskan, karena beliau sedang mengamalkan firman Allah Ta‘ala dalam surah An-Nasr ayat 3:

فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا

“Maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Penerima taubat.” (QS. An-Nasr [110]: 3)

Menunaikan Hak Allah dan Hak Manusia

Tasbih dan tahmid adalah hak Allah, sedangkan ampunan (istigfar) merupakan hak manusia. Dalam dzikir سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ، اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِي kita diajarkan untuk memperhatikan hak Allah sekaligus hak kita sebagai hamba. Inilah ibadah yang bagus.

Ibadah yang baik adalah ibadah yang menunaikan hak Allah terlebih dahulu, kemudian disusul dengan permohonan hak manusia. Banyak orang terbalik, lebih fokus meminta haknya sendiri dan lupa menunaikan hak Allah. Mereka merasa telah sering berdoa: meminta kekayaan, kesehatan, keturunan, dan lain-lain, tetapi lupa untuk menunaikan kewajiban yang menjadi hak Allah, seperti shalat, puasa, menutup aurat, dan menjaga ketaatan.

Padahal, hak Allah jauh lebih besar dibandingkan hak manusia. Hal ini karena apa yang Allah berikan kepada kita jauh lebih banyak daripada apa yang kita kerjakan sebagai bentuk ketaatan kepada-Nya.

Satu nikmat saja, seperti napas, belum mampu kita syukuri sebagaimana mestinya. Setiap detik kita bernapas, tetapi berapa kali kita benar-benar mengingat Allah dengan ucapan syukur? Bahkan, sering kali nikmat itu dipakai untuk bermaksiat.

Padahal nikmat Allah bukan hanya napas. Penglihatan, pendengaran, detak jantung, fungsi ginjal, paru-paru, hati, langkah kaki, hingga gerakan tangan, semuanya adalah nikmat yang tidak ternilai.

Maka, hak Allah lebih besar daripada hak manusia. Melalui dzikir ini kita diajari agar beribadah secara proporsional dan adil: tidak hanya menuntut hak kita, tetapi juga menunaikan hak Allah.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/55500-bacaan-rukuk-subhanaka-allahumma-rabbana-wa-bihamdika-allahumma-ghfir-li/